Dan kepunyaanNya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung. Syair Imam Syafi'i : "Ilmuku selalu bersamaku kemana aku pergi, kalbuku yang telah menjadi gudangnya bukan lagi peti2 bila aku berada di rumah ilmuku pun bersamaku pula di rumah, dan bila aku di pasar ilmuku pun berada di pasar "
" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya "QS:Al 'Alaq :96 (ayat 1-5) Dengan memberi perhatian kau berpeluang memperoleh lebih dari sebuah perhatian, dgn sabar kau akan mendapatkan lebih dari apa yg kamu harapkan, :)...

Other Link

Sabtu, 30 April 2011

KAPITA SELEKTA 28 April 2011

Kapita selekta
Soft-Competence Bagi Calon Teknolog
oleh, Adriano Rusfi
28April2011




"Lulusan sarjana technology yang ideal adalah mereka yang belajar dengan berpeluh keringat, bertetes air mata, dan beriba kepada Sang Maha pemilik Ilmu ."

Pendidikan S1 adalah ibarat ruang dapur yang akan mencetak koki- koki hebat sehingga terhidanglah menu makanan yang dapat dinikmati khalayak ramai. Menjadikan pendidikan S1 sebagai proses paling berat yang dijalani para akademisi untuk menuntut disiplin Ilmu. Menjadi masa ketika mahasiswa ditempa dengan hard competence dan soft competence.

"hard competence tanpa soft competence bagai raga tanpa ruh". Keduanya merupakan serangkaian kompetensi yang harus dimiliki para lulusan. Bayangkan saja apabila seorang mahasiswa hanya berkutat pada optimasi hard competence tanpa diimbangi soft competence, sudah barang tentu lulusan sarjana hanya mampu bekerja (pekerja, buruh) tanpa kemampuan memimpin dan berinovasi. Hard competence menciptakan lulusan yang paham akan dasar ilmu ke technology-an, sedangkan soft competence melahirkan lulusan sarjana yang mampu berkembang dan mengembangkan ilmu yang diperolehnya. Berkembang untuk diri sendiri dan mengembangkan orang lain. Hard competence mampu menciptakan rumus membuat kapal, soft competence mengajari bagaimana cara mebuat kapal yang murah bagi nelayan miskin, membuat kapal yang ramah lingkungan, membuat kapal pesiar yang tidak hanya dinikmati golongan orang kaya, orang miskin pun berhak.

Untuk itu perlu adanya pengembangan2 guna melahirkan lulusan sarjana yang ideal. beberapa rekomendasi soft competence yang ditawarkan sebagai berikut:

1. pengembangan emosionalitas
Pengembangan emosional berhubungan kemampuan merasakan kesungguhan dan upaya kerja keras dalam menuntut ilmu. Emosional yang tidak cukup matang sehingga spirit menimba ilmu tidak ada, yang ada hanya untuk kebutuhan sesaat, sekedar memperoleh IP bagus sebagai modal mencari kerja setelah lulus. Sungguh bukan begitu caranya, "Technology itu lahir dari air mata kegelisahan, perjuangan, dan pengorbanan". Pernahkah kita menangisi ketidakmampuan menyerap ilmu dengan mengiba kepada Yang Maha menguasai Ilmu ? pernahkah timbul kegelisahan tidak bisa tidur kerena memikirkan permasalahan yang belum terpecahkan? dan pernahkah ?. Atas dasar tersebut maka terlahirlah lulusan sarjana dengan kualifikasi sebagai pengguna ilmu, transformasi ilmu, peneliti, dan rekayasa Technology. Dimana priorotas utama lulusan sarjana technic adalah agar mampu melakukan rekayasa Technology. "Belajarlah anda dengan tetap menangis." siapa yg bersungguh- sungguh maka akan berhasil", " siapa yg sabar pasti akan beruntung, belajarlah dengan sabar", " going to the extra miles, bekerjalah di atas rata2 usaha orang lain, jika org lain bekerja 10 jam maka kita 15 jam".

2. pengembangan spiritualitas

Pengembangan spiritualitas yang baik akan membentuk karakter tegnolog yang baik. Dengan karakter yang baik akan tercipta karya technology yang tidak hanya canggih tetapi juga mengedepankan nilai kebaikan. Dengan spiritualitas yang baik tegnolog dapat menggunakan keahliannya untuk kemaslahatan umat. Semangat yang ada adalah semangat amal sholeh. Dengan begitu akan tumbuh arti dan nilai hakikat ilmu sebagai alat untuk kebajikan.
Ajaran agama yang mengajarkan untuk membaca menunjukkan betapa pentingnya Ilmu dalam agama. Ilmu tanpa agama akan buta, agama tanpa ilmu akan pincang. Keduanya harus berjalan seimbang dan beriringan. Kebanyakan dari kita hanya minta ampun kepada Alloh , jarang permohonan untuk dimudahkan dalam menuntut Ilmu.


3. pengembangan kreatifitas dan inovasi
Fungsi otak kanan membentuk tegnolog yang dapat berpikir kreatif, lateral dan seni. Dengan otak kanan seorang tegnolog mampu melakukan rekayasa technology. Dengan otak kiri tegnolog dapat berlogi dengan baik.Dengan otak bawah sadar menjadikan proses belajar yang kontinu . Sehingga perlu adanya totalitas fungsi otak dimana pada saat kuliah dominasi ada pada otak kiri. Hal ini sangat mendesak karena fakta yang ada bahwa lulusan kita masih kurang dapat "art of technology". Oleh karena itu pengembangan otak kanan, bawah sadar dan totalitas sangat dibutuhkan.

4. pengembangan berpikir, mind planning dan flowcahrting
Kemampuan berpikir, mind planning dan flowcahrting masih rendah. Sistem pendidikan yang ada lebih banyak mengarah pada pola menghapal bukan berpikir. Seharusnya para akademisi bisa mengembangkan cara berpikir " bacalah buku, sisanya mikir" bukalah google, sisanya mikir".
Dengan memperbanyak berpikir akan membentuk pribadi yang mampu menyelesaikan masalah, mengembangkan informasi dan menemukan ide secara originil. Karena yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah kemampuannya untuk berpikir. "Bacalah banyak buku maka kamu akan memperoleh banyak informasi, Berpikirlah dengan sungguh- sungguh maka kamu akan menemukan solusi, Berpikirlah dengan sungguh- sungguh maka kamu akan melakukan hal besar. "

5. pengembangan penguasaan filsafat ilmu dan technology
Filsafat sebagai induk dari segala macam Ilmu sering kali tersingkir dari benak para penggembala ilmu. Filsafat ilmu seringkali dijadikan cemoohan para pecundang ilmu yang sok berkutat pada disiplin ilmu tertentu. Akibatnya mereka menjadi alat penyimpan ilmu tapi tidak tahu bagaimana cara mengeluarkannya. Mereka yang tidak paham filsafat ilmu akan menjadi lulusan sarjana yang tidak tahu hakikat ilmu.

filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin tentang hakikat ilmu.

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat paling kuno yg membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
epistemologi membahas kesahihan atau kebenaran ilmu.
dan Aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi Ilmu adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai2 yg terkandung dalam ilmu.



"di Indonesia Ilmu IT tidak ada mahzab, tak seperti pada ilmu sosial"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

beri komentar